Hal-hal Tentang Ibadah

Hal-hal Tentang Ibadah

JENIS DAN KETENTUAN IBADAH

Menurut pandangan Ibnu Thamriyah, Ibadah adalah bentuk penghambaan yang ideal dalam Islam adalah: Segala sesuatu yang mencakup semua yang dicintai dan diridhai Allah, baik perkataan maupun perbuatan, yang lahir dan bathin. Untuk itu ibadah dalam Islam mewujud dalam banyak bentuk yaitu: Shalat, zakat, puasa, haji, jujur dalam perkataan, amanah terhadap tanggung jawab, berbakti pada kedua orang tua, bersilaturahim, menepati janji, amar ma’ruf nahi munkar, berjihad, menghormati tetangga, menyantuni fakir miskin, memelihara anak yatim, menolong musafir dan hamba sahaya, berdo’a, berzikir, ramah terhadap lingkungan, memikirkan ayat-ayat kauniah dan qauliyah.


Sifat-sifat ibadah beragam terbagi kedalam enam macam, diantaranya:
1. Ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, diantara contohnya yaitu dzikir, do’a, munajat dan sebagainya.
2. Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat. Contohnya : berjihad di jalan Allah, tolong-menolong dan sebagainya.
3. Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan. Contohnya : puasa.
4. Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu pekerjaan. Contohnya : I’tikaf.
5. Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak. Contohnya : membebaskan orang-orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang.
6. Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan. Contohnya : Khudu’, khusyu’, menahan diri dari berbicara yang tiada guna.

Ibadah Umum, yaitu segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan, lahir maupun bathin.

Ibadah Khusus, yaitu apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkatan dan tahapnya dan cara-caranya tertentu.

PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN IBADAHAllah SWT memiliki hak atas manusia untuk beribadah kepada-Nya. Manusia menjadi bangsa yang dimuliakan diantara makhluk lainnya.

Untuk memberikan pedoman ibadah yang bersifat final, Islam memberikan prinsip-prinsip ibadah mahdhah sebagai berikut:
1. Hanya Allah yang berhak disembah : Al-Qur’an telah bnayak mengemukakan penegasan bahwa ruh akidah Islam adalah tauhid yakni meng-Esa-kan Allah secara mutlak. Islam memberikan kesaksian bahwa “ tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya ”. Surah Al-Fatiha mengajarkan bahwa Allahlah yang berhak disembah dan diminta pertolongan :
“ Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatiha [1]:[5]

2. Melakukan ibadah tanpa perantara [wasila]: Islam hadir untuk mengembalikan ajaran agama yang murni berasal dari wahyu Allah. Hubungan manusia dengan Allah tidak perlu menggunakan perantara apapun. Ibadah dan do’a dapat dilakukan langsung antara manusia dengan Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 186 :

“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat”. (Q.S. Al-Baqarah [2]:186).

3. Ikhlas sebagai sendi ibadah yang akan diterima disisi Allah : Ikhlas adalah merupakan niat hati yang murni dan suci hanya untuk memperoleh keridhaan Allah semata. Hanya ibadah yang disertai hati yang ikhlas yang diterima Allah.
Diterangkan dalam surah az-zumar [39] : 10-11:
Katakanlah [Muhammad], ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu,’ bagi orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu sangat luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.[10]. Katakanlah, sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama. (Q.S:Az-Zumar[39]:10-11).

4. Ibadah sesuai dengan tuntutan Allah dan Rosul-Nya;  Manusia tidak bisa mengurangi atau menambahnya.
Dalam kontek ini berlaku kaidah.
Artinya : pada asalnya semua jenis ibadah adalah dilarang sampai ada dasar perintah membolehkan.

5. Memelihara keseimbangan dalam beribadah; Peribadatan yang dilakukan tidak boleh melupakan pekerjaan hidup dan tanggung jawabnya sebagai insan didunia. Jadi, tidak benar juga melakukan peribadatan secara terus-menerus tanpa melakukan untuk kepentingan hidup. Misalnya melakukan beribadah siang-malam tetapi melupakan kepentingan hidupnya. Hal ini tidak dibenarkan oleh ajaran Islam.

6. Ibadah itu mudah dan meringankan; Ibadah yang diperintahkan kepada manusia penuh dengan kemudahan dan keringanan serta kemudahan dengan tujuan agar manusia dapat secara terus menerus (istiqomah) mengerjakan dengan senang hati.

7. Dilakukan secara sah; Allah berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 110 yang artinya: “Barang siapa mengharap menjumpai Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal saleh (yang sesuai dengan kehendak syara’) dan janganlah ia menSyari’atkan seseorang dengan Tuhannya dalam ibadahnya itu.”

8. Amalan yang dilakukan merupakan bagian dari amalan yang diperintahkan oleh agama Islam.

9. Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat dan tujuan yang baik, memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, bermanfaat bagi umat dan memakmurkan bumi Allah.

10. Amalan hendaknya dibuat dengan sebaik-baiknya dengan berprinsip pada sebuah hadits. “bahwa Allah suka apabila seseorang dari kamu membuat sesuatu kerja dengan memperelokkan kerjanya”.

11. Ketika melakukan kerja hendaklah senantiasa ,mengikut hukum-hukum syariat dan batas-batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, dan tidak menindas atau merampas hak orang lain.

12. Dalam mengerjakan sesuatu ibadah tidak lalai dari ibadah wajib. Ibadah yang dikerjakan selain ibadah wajib, dalam hal ibadah sunnah dikerjakan setelah menyelesaikan ibadah wajib.

MANFAAT IBADAH DAN KARAKTERISTIK AHLI IBADAH
Tidak ada kemuliaan bagi manusia yang melebihi dari menyembah Rabb yang telah menciptakannya lalu menyempurnakan dan menyeimbangkannya dari kecampakan beribadah kepada segala apa saja dan siapa saja selain Allah.

Ibadah yang dilakukan setiap hamba memiliki manfaat sebagai berikut:
1) Memperoleh ridha Allah
2) Menumbuhkan Kesadaran Tanggung Jawab; Ibadah yang dilaksanakan dengan konsisten (terus-menerus), akan melahirkan kesadaran, yaitu; keinsafan yang mendalam akan pertanggung jawaban semua pekerjaan kelak di hadapan Allah.
3) Perwujudan dan Pemeliharaan keimanan; iman bersifat dinamis yang mengenal irama pertumbuhan, yang kadang-kadang menurun dan kadang-kadang naik.
4) Meningkatkan Harkat dan Martabat; Ibadah yang benar tentunya tidak akan berdampak pada pengekangan dan pengeluaran individu seperti yang ada pada sistem-sistem kepercayaan.
5) Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah; Orang yang bertaqwa akan memiliki sifat kehati-hatian, karena dia menyadari bahwa setiap perbuatannya tidak hanya dilihat benar menurut ukuran manusia tapi benar menurut Allah.
6) Fitrah kemanusiaanya terpelihara.
7) Memahami rahasia penciptaan alam, karena ia telah menerima informasi dari firmannya.
8) Merasa dekat dengan Allah.
9) Mensyukuri nikmat Allah.

Semua ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba memiliki beberapa fungsi diantaranya;
1) Sebagai alat untuk mendekatkan diri kepdada Allah.
2) Sebagai media untuk bertatap muka secara langsung dengan Allah.
3) Sebagai sarana untuk meminta pertolongan.
4) Sebagai hadiah yang allah berikan kepada hambanya.
5) Sebagau sarana bermuhasabah.

Karakteristik orang yang ahli ibadah:
1) Salimul Aqidah (aqidah yang lurus dan benar).
2) Memiliki Muraqabatullah (dekat dengan Allah)
3) Dzikrullah (selalu ingat kepada Allah dimana saja berada).
4) Meninggalkan perbuatan syirik.
5) Rajin membaca, memahami, dan mengamalkan al-Qur’an.
6) Shahibul Ibadah  ( ibadah dilakukan dengan benar dan istiqamah ).
7) Akhlakul Karimah.

Seorang muslim bukanlah termasuk orang-orang yang mengabdi kepada Allah sehari dalam sepekan kemudian mengabdi kepada apa dan siapa saja selain Allah pada siang hari yang lainnya. Sesungguhnya seorang muslim beribadah kepada Allah semata, bagaimanapun situasi dan kondisinya. Bagi seorang muslim wajah Allah tidak terpisah sesaatpun dari-Nya dalam segala pekerjaan dan perbuatannya.

Menurut pendapat Imam Al-Ghozali, hakekat meliputi:
Pertama: Mengikuti (mutaba’ah) Nabi Muhammad saw. Pada semua perintah dan laranganya.
Kedua: Ibadah menuntutsikap taat sepenuhnya kepada Allah dalam segala hal : akidah, perbuatan dan perkataan serta menyambut segala perintah dan larangan-Nya dengan “sami’na wa’atho’na”.
Ketiga: Dengan melakukan ibadah, manusia akan tahu dan selalu sadar bahwa betapa hina dan lemah dirinya bila berhadapan dengan kekuasaan Allah. Apabila seorang hamba beribadah secara benar dan sempurna, pribadi seseorang akan menjadi baik (takwa) jiwanya suci.

Ibadah sangat penting bagi kehidupan manusia  dan merupakan kebutuhan yang tak bisa dihindari, hal ini disebabkan karena:
1) Ibadah merupakan makanan pokok bagi rohani.
2) Ibadah merupakan jalan menuju kebebasan.
3) Ibadah merupakan cobaan Tuhan yang akan membuat bahagia.
4) Ibadah merupakan hak Allah dan kewajiban manusia.
5) Ibadah merupakan bentuk dari permintaan pahala (balasan).
6) Ibadah merupakan pengimbangan antara jasmani dan rohani
7) Ibadah merupakan pembentukan pribadi yang baik.

Dalam menjaga konsistensi ibadah diperlukan cara intensif diantarannya:
1) Ibadah dilakukan secara sungguh-sungguh.
2) Ibadah diorientasikan untuk mendapatkan ridho Allah.
3) Menjauhkan sifat riya’ dan takabur.
4) Menggali makna dan hikmah dalam setiap ibadah yang dikerjakan
5) Senantiasa memenuhi syarat dan rukun ibadah yang telah ditetapkan.
6) Berusaha disiplin dan konsisten dalam menjalankan ibadah.
7) Menumbuhkan gairah dan himmah dalam beribadah.

KESIMPULAN
Sebenarnya islam telah meletakkan ibadah di tempat yang paling istimewa sekali. Di dalam Al – Qur’an dijelaskan seluruh jalan dan manusia semata – mata untuk tujuan ini. Islam juga telah memberi peringatan yang luas terhadap ibadah, islam menuntut supaya seluruh makhluk di dunia ini dapat beribadah dan taat kepada Allah SWT. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah: “DAN ALLAH TIDAK MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN SUPAYA MEREKA MENYEMBAH – KU”
Previous
Next Post »