Perkembangan dan Pelestarian tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep

Perkembangan dan Pelestarian tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep


Untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan jaman, kesenian khususnya Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep tidak hanya berdiam diri saja, tetapi berusaha bangkit untuk mengimbangi atau mengikuti arus perkembangan jaman yang semakin berakar membuka hati bagi para seniman tari supaya lebih meningkatkan lagi mutu pertunjukan agar kesenian khususnya Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep tetap digemari oleh masyarakat dan yang terpenting tetap abadi selau serta laku untuk dipasarkan dalam bentuk pertunjukan.

Hal tersebut dilakukan agar kehidupan kesenian khususnya seni Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep tetap berjalan dan berkembang. Pada Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep perkembangan mengenai tata busana, tata busana yang digunakan telah mengalami kemajuan walaupun sebenarnya pengembangan yang dilakukan dengan bertahap sedikit. Sebagai contoh saja, yang dahulunya Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep hanya memakai busana yang sangat sederhana, sekarang mengalami perubahan yaitu adanya rompi yang disesuaikan dengan kopyah, mungkin suatu saat juga bisa diberi boric-borci dan manik-manik.


Berdasarkan upaya pelestarian serta tanggapan dari masyarakat terhadap Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep, maka prospek masa depan Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep dapat ditentukan oleh:

Kemapuan manusia Pendukungnya

Di zaman reformasi ini, semakin goncangnya perekonomian dan pola hidup manusia, akan terkait pada segala objeknya. Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep sebagai salah satu obyek kehidupan akan berpengaruh pada perkembangan pola hidup manusia Pendukungnya. Semakin tidak aktif pendukungnya, akan berakibat mengkhawatirkan terhadap keberadaan Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep.

Generasi Muda

Peran sertanya generasi sekaligus generasi penerus budaya para leluhurnya, akan dapat menentukan keberhasilan upaya pelestarian dan pengembangan rencana tersebut.

Peran serta Pemerintah

Peran serta pemerintah dalam hal ini adalah:

Depdikbud bidang kesenian, Taman Budaya Jawa Timur dan Kodya Surabaya untuk dapat memberikan kesempatan pada Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep dalam menunjukkan keberadaannya, baik formal maupun non formal demi kelangsungan Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep tersebut. Dengan begitu Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep akan dikenal di kalangan masyarakat luas.

Disebabkan bahwa ada beberapa anggapan tentang hadrah. Anggapan tersebut mengenai pementasan Tari Hadrah. Anggapan / faham yang pertama menyebutkan bahwa pementasan Tari Hadrah dengan musik (dalam hal ini hajir dan terbang) dianggap haram. Dan anggapan / faham yang kedua adalah pementasan Tari Hadrah dengan terbang) diperbolehkan. Anggapan pertama yang tidak diperkenankannya alat musik sebagai iringan dengan alas an bahwa ditakutkan kaum muslimin lebih mencintai musik atau bias disebut sebagai kesenian, daripada mencintai Allah. Namun ditinjau dari beberapa aspek faham / anggapan ini akan mengurangi perkembangan dari tujuan utama yaitu syiar dari agama Islam. Karena lebih cenderung pada keragu-raguan pada hal-hal yang sekitarnya dipandang sebagai sarana syiar. Sedangkan anggapan / faham yang memperbolehkan pementasan Tari Hadrah dengan musik adalah dengan beberapa alas an ;

a. Bahan ditinjau dari sejarah terbentuknya tari Hadrah itu sendiri, yaitu waktu: Rosulullah S.A.W hijrah dari Mekkah ke Madinah. Waktu beliau sesampainya di Madinah disambut rakyat / kaumnya dengan alat-alat musik / bunyi-bunyian. Maka faham ini berkiblat pada hal tersebut.
b. Sebagai sarana syiar agama Islam
c. Diajarkan tentang syiar dengan damai dalam al Qur’an
d. Untuk mengisi acara hajatan / kaul (mengandung unsure syiar).

Namun penulis menyimpulkan, bahwa adanya perbedaan antara ulama / golongan itu justru membawa nikmat dan rahmat.

Maka kembali pada diri kita masing-masing, sepanjang hal itu masih untuk hal kebenaran kebaikan, dan perkembangan agama Islam. Maka hal itu penulis kita masih banyak dan wajib dikerjakan.

Dan di Pondok Pesantren tempat penulis mengambil data termasuk menganut faham yang kedua, karena hal itu lebih universal dan efisien dalam hal syiar agama Islam. Disamping sebagai kegiatan dan sarana memperkuat tali kerukunan dan persaudaraan antar santri khususnya dan antar muslimin pada umumnya.

Dengan beberapa factor di atas, Tari Hadrah Markhaban Ala Sumenep akan mampu bertahan bahkan bias berkembang dan mempunyai prospek yang cerah.
Previous
Next Post »